Mask {Part 6}

Ps: Sebelum baca disarain buat download beberapa lagu, yang pertama lagu dari Chopin (Nocturne Op.9 No.2, E – Flat Major) yang kedua dari Yiruma (Spring Time) dan yang ketiga dari Beethoven (A Melody of Tears dan Für Elise) biar feelnya lebih dapet aja😉

 

~MASK PART 6~

Baca lebih lanjut →

Mask {Part 16 End}

~MASK PART 16 END~

“Eomma Appa aku ingin ke Paris” Saat Soo-Jin mengutarakan keinginannya dia melihat raut wajah keberatan yang sama seperti 10 tahun yang lalu.

“Jangan khawatir, aku akan kembali. Aku kesana hanya untuk mengunjugi temanku, Jasmine yang pernah datang kesini”

“Sungguh kau akan kembali?” Tanya Hyo-Mi langsung.

“Tentu saja. Aku tidak akan pergi lagi dari kalian”

Baca lebih lanjut →

Mask {Part 15}

~MASK PART 15~

 

Dia melihat Sae-Jin seperti yang ada di video, namun ini nyata, gadis itu duduk di depannya. Dengan wajah yang sedih dan mata yang menatapnya penuh penyesalan. “Sebelum itu aku ingin mengakui kebohonganku yang pertama” Matanya menatap tepat padanya. “Satu tahun lalu, gadis yang kau ajak berdansa itu sebenarnya bukan aku, tapi Soo-Jin saudara kembarku. Aku yang memintanya datang untuk menggantikanku.”

Lalu gadis itu muncul, Han Soo-Jin muncul tepat di belakang Sae-Jin. Berjalan menghampirinya dan berdiri dihadapannya. Ini bukan mimpi, ini nyata. Soo-Jin berdiri dihadapannya.

Baca lebih lanjut →

Mask {Part 14}

~MASK PART 14~

 

~Dia bersalah. Tapi bukan berarti dia tidak terluka. Dia terluka lebih banyak dari siapapun~

~00~

 

Kantor polisi Ilsan…

Kyu-Hyun mendatangi kantor polisi tempat dimana Hae-Jun ditangkap, tempat yang tak lain adalah kontor temannya, Park Jung-Soo. Dan kalian tahu apa yang tak kalah mengejutkannya? Park Jung-Soo yang menangkap Hae-Jun, dibandara saat pria itu akan kembali ke New York. Sedangkan Jung-Soo tidak mengatakan apapun padanya bahkan setelah dia menangkap Hae-Jun. Baca lebih lanjut →

Mask {Part 12}

~MASK PART 12~

“Bahkan dalam kebohongan waktu berjalan tanpa terasa”

~**~

Mereka berbaring mengira jika satu sama lain sudah terlelap tidur, waktu hampir menunjukkan pukul dua belas malam namun mereka tetap terjaga. Menghabiskan waktu dengan memandangi langit-langit kamar, seandainya saja bintang diluar sana sebanyak bintang yang mucul di langit kamar saat ini pasti akan menyenangkan rasanya.

Soo-Jin hanya ingin menghabiskan waktu yang tersisi untuk bisa menikmati langit-langit yang indah itu lebih lama lagi. Saat dia sudah kembali ke kehidupan normalnya maka dia akan merindukan kamar ini. Dia akan merindukan rumah ini, merindukan semua yang ada disini dan mungkin dia juga akan merindukan Cho Kyu-Hyun.

Soo-Jin menoleh mendapati Kyu-Hyun yang masih terjaga sama sepertinya. Baca lebih lanjut →

Mask {Part 11}

“Saat matahari terbit maka harapanku juga akan kembali bersamaku” -Han Soo-Jin-

 

~MASK PART 11~

 

Kyu-Hyun melihat jam ditangannya, menunjukkan pukul sebelas lewat dua puluh menit. Pengaruh obat tidurnya pasti sudah habis tinggal menunggu gadis itu membuka matanya.

Kyu-Hyun melihat mata itu bergerak, mengerjap, terbuka dengan perlahan lalu mengerjap lagi guna membiaskan cahaya. Kyu-Hyu  bangkit dari duduknya,  menunggu hingga Sae-Jin mendapatkan kesadarannya.

Soo-Jin memegang Neck Brace yang ada dilehernya. Kyu-Hyun dengan lembut menurunkan tangannya. “Lehermu terkilir” Suara Kyu-Hyun mengambil perhatian Soo-Jin yang hanya dibalas dengan lirikan saja. Soo-Jin tidak bisa menggerakkan kepalanya dengan bebas, Neck Brace bener-benar membatasi ruang geraknya. Soo-Jin merasa tidak perlu bertanya dia ada dimana dia saat ini karena sudah pasti jawabannya rumah sakit. Baca lebih lanjut →

Mask {Part 10}

~MASK PART 10~

 

1 tahun lalu

Jeju airport…

Kyu-Hyun keluar dari pintu kedatangan, seseorang menghampirinya dan membawanya menuju sebuah mobil dan dia mengatakan akan menyetir sendiri menuju hotel.

Jarang-jarang dia bisa mengemudi dengan tenang dijalan yang sepi seperti ini. Seoul terlalu ramai dengan segala macam kesibukan ibu kota, dia tidak pernah menikmati perjalan di kota itu. Kyu-Hyun memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi saat melintasi jalanan yang kosong. Disisi kanan bukit dengan banyak pohon dan disisi lainnya tebing curam yang mengarah langsung ke laut. Dia menurunkan sedikit kecepatannya, menurunkan kaca jendela dan menikmati sejuknya udara yang tak bisa dia temukan di kota besar. Baca lebih lanjut →